Minggu, Mei 03, 2009

PEMANDANGAN DI BUKIT KEBUN TEH SERTA MASJID ATTA’AWUN - PUNCAK


Saat menyusuri jalan raya puncak, tepatnya di kawasan kebun teh, cobalah Anda sesekali melihat ke arah perkebunan. Di sana sering terlihat para pemetik teh sedang menjalankan pekerjaannya. Mereka biasanya terlihat di tengah-tengah hamparan kebun teh, walaupun dikejauhan yang terlihat hanya bagian kepala dan topi capingnya saja.

Para pemetik teh ini berkisar antara 15 sampai 20 orang yang dihimpun dalam satu grup. Tugasnya hanya memetik daun teh pada bagian atasnya saja, kemudian daun-daun tersebut dimasukkan ke dalam keranjang yang ditaruh di belakang tubuhnya.

Pemandangan pemetik teh ini memang salah satu obyek wisata menarik di kawasan Puncak. Bayangkan saja, di antara hijaunya hamparan kebun teh, mereka terlihat seperti hiasannya, karena pakaian mereka yang berwarna-warni terlihat begitu indah. Bila Anda penasaran, Anda bisa mencoba mendekati mereka. Sambil sedikit ngobrol-ngobrol Anda juga bisa memetik tehnya sendiri.
Anda bisa juga bertanya, bagaimana proses selanjutnya setelah daun-daun teh dikumpulkan, sampai akhirnya masuk ke pabrik pengolahan teh.



Lumayan kan, pengetahuan Anda tentang teh bisa bertambah, dan bisa juga dijadikan pengalaman seru untuk diceritakan kepada keluarga dan kerabat.
Dan setiap kita melintasi jalur Puncak menuju Cipanas, pastilah melewati Masjid Atta’awun. Kemegahan masjid ini tampak jelas dari kejahuan, karena letaknya yang tinggi, diantara pegunungan. Masjid yang dibangun 1997 ini, kini dikelola oleh Yayasan Dharma Bhakti dan pembangunannya diprakarsai oleh R. Nuriana, Guber-nur Jawa Barat saat itu.

Arsitektur masjid tampak unik dan terlihat kokoh. Interior dalam masjid berlantai tiga ini juga terlihat luas dan indah, dindingnya didominasi kaca tembus pandang. Bila berada di dalam masjid, kita bisa melihat pemandangan luar. Tampak hamparan kebun teh yang luas. Sedangkan kalau kita melihat dari luar, kubah masjid ini terlihat menyerupai jamur, yang menurut salah satu pengurus masjid, asitektur kubah yang menyerupai jamur ini merupakan hasil kesepakatan bersama. Karena selain masjid ini berada di daerah dingin juga karena bentuk jamur itu sendiri seperti payung, yang berarti memayungi dan melindungi.

Pada halaman masjid banyak terdapat pedagang yang menjajakan berbagai makanan, jajanan dan suvenir, baik yang ada di kios maupun yang cuma menggelar di meja kecil. Cuma memang penataannya agak sedikit semerawut. Mudah-mudahan ke depan-nya akan lebih tertib dan rapi. Masjid yang diresmikan oleh R. Nuriana pada 25 Maret 1999 ini rutin mengadakan dzikir dan doa bersama setiap satu bulan sekali, tepatnya setiap malam minggu pada minggu kedua, dimulai pukul 24.00 WIB.


Tidak ada komentar: